Minggu, 12 April 2020

PERKMBANGAN MOTORIK USIA DINI


A. Tahapan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.

Berikut tahapan perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya:

1. Perkembangan fisik/motorik usia 0-1 tahun

Transformasi anak dari bayi yang nyaris tidak mempunyai kendala atas gerakan kepala, tangan, tungkai dan badan saat lahir menjadi seseorang yang mungkin mengayunkan langkah pertama di usia 1 tahun adlaah salah satu beda yang paling jelas terlihat dari perkembangan gerakan selama tahun pertama anak. Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan perkembangan fisik anak akan kita saksikan. Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan perkembangan fisik anak akan kita saksikan. Perkembangan diawali dengan gerak reflek sesaat setelah lahir yang akan berubah menjadi gerakan yang disadari. Gerak refleks setelah lahir diperlukan untuk bertahan hidup seperti mengisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, menggenggam ibu jari kaki dan menggenggam tangan. Gerakan reflek yang berkurang berguna seperti reflek menggenggam ibu jari kaki dan menggenggam ibu jari tangan secara bertahap akan berkurang dan menghilang sebelum usia 1 tahun karena otak kecil (cerebellum) yang mengendalikan keseimbangan berkembang dengan cepat selama setahun awal kehidupan bayi.

a. Koordinasi Tubuh.

Koordinasi antara kemampuan meraba, melihat, dan mendengar terjadi secara bertahap. - Saat usia lahir sampai satu bulan, kedua tangan bayi masih mengepal - Usia 2 bulan, kepalan tangan bayi sudah mulai membuka - Usia 3 bulan, bayi sudah memiliki kemampuan untuk memegang benda - Usia 4 bulan, bayi sudah dapat bermain dengan kedua tangannya. - Usia 5 bulan, mulai terbentuk koordinasi antara tangan dengan kemampuan melihat (optik). Pada usia, bayi sudah mampu mengarahkan tangannya ke arah benda dan memiliki keinginan untuk menjangkaunya. - Usia 6 bulan bayi sudah mampu memindahkan dan memegang mainan dengan seluruh telapak tangannya . - Usia 7 bulan, bayi sudah dapat memegang benda dengan kedua telapak tangannya. - Usia 9 bulan , bayi gemar melemparkan mainannya. - Usia 10-11 bulan, koordinasi antara jari tangan mulai tampak. Bayi mampu menjepit mainan dengan salah satu tangannya. - Usia 12 bulan, bayi mampu meletakkan benda ke tangan orang lain.

b. Duduk

Kemampuan bayi untuk dapat duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan terjadi pada usia yang sangat bervariasi dibandingkan dengan kemampuan koordinasi. Hal ini tergantung pada temperamen dan berat badan bayi. Kemampuan bayi yang gemuk cenderung lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang ukuran tubuhnya normal. Untuk duduk, bayi memerlukan latihan kekuatan kepala, leher, bahu, dada, dan tubuh. Bayi usia 0-3 bulan , belum mampu untuk mengangkat kepalanya. Kemampuan mengangkat kepala dan bahu terjadi pada usia bayi 4-6 bulan dalam posisi tengkurap. Seiring dengan bertambahnya usia maka kemampuan bayi untuk duduk pada posisi yang lebih sempurna semakin berkembang. Pada usia 6 bulan, bayi sangat senang jika tubuhnya di tarik untuk didudukkan. Pada usia 7 bulan, bayi telah memiliki kemampuan memainkan kakinya. Pada usia 8-9 bulan, bayi mulai belajar mengangkat badan untuk duduk dan sudah mampu duduk dengan bantuan orang lain. Pada usia 10 bulan, bayi sudah mampu duduk karena leher, bahu dan tubuh bayi semakin kuat. Bayi sudah memiliki kemampuan untuk menguasai kepala dan bagian dadanya dengan mantap. Pada usia 11 bulan, bayi sudah mampu duduk bebas dengan keseimbangan yang mantap. Pada usia 12 bulan, bayi telah duduk dengan sempurna.

c. Merangkak

Refleks adalah gerakan naluri dibawah sadar yang akan berubah menjadi gerakan sadar pada saat bayi berusia 3 bulan. Reflek melangkah akan mengawali gerakan merangkak pada bayi. Merangkak merupakan gerakan yang rumit bagi bayi karena memerlukan tenaga dan keseimbangan. Merangkak baru dapat dilakukan jika otot-otot untuk mengangkat kepala sudah kuat dan mampu menopang berat badan dalam keadaan tangan menelungkup di bawah perut. Merangkak baru dapat dilakukan bayi pada usia 8 bulan. Namun, ada kemungkinan beberapa bayi tidak pernah belajar merangkak, tetapi hanya belajar duduk, berdir, dan akhirnya berjalan. Kemampuan bayi untuk dapat merangkak semakin sempurna dengan bertambahnya usia. Berikut ini diuraikan tentang tahap-tahap kemampuan bayi untuk dapat merangkak secara sempurna. Pada usia 9 bulan, bayi mulai dapat merayap. Pada usia 10 bulan, bayi mampu mengayunkan tangan dan lututnya. Kondisi seperti ini merupakan gerakan awal untuk merangkak maju. Pada usia 11 bulan, bayi mulai mampu merangkak dengan kedua tangan dan kedua kakinya. Pada usia 12 bulan, bayi sudah mampu merangkak secara sempurna.

d. Berjalan

Kemampuan bayi untuk dapat berjalan ditentukan oleh semangat dan keberanian bayi serta peran lingkungan sekitarnya. Seperti kemampuan merangkak, kemampuan bayi untuk dapat berjalan mengalami proses. Usia 0-4 bulan, bayi belum mampu berjalan. Namun jika bayi bisa diberdirikan, secara langsung akan mengambil posisi berjalan. Usia 5-6 bulan, bayi akan mengambil alih keseimbangan jika diberdirikan. Artinya ia akan mencoba untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sendiri sejalan dengan matangnya mekanisme urat syaraf sehingga gerakan yang dikendalikan lebih banyak dan lebih baik. Terutama di daerah batang tubuh. Kemudian ke daerah kaki. Perkembangan motorik diteruskan dari sendi, utama ke sendi yang lebih kecil (secara proximodistal) dalam menjangkau suatu benda. Bayi akan menggunakan bahu dan sikunya sebelum menggunakan pergelangan dan jari tangan. Usia 7-8 bulan, bayi akan merasa senang jika kedua lengannya dipegang dan akan berjalan melonjak-lonjak jika diberdirikan. Adat Jawa akan mengabadikan kondisi ini dengan upacara turun tanah (mudun lemah). Usia 11 bulan, bayi sangat senang belajar dengan cara dititah (kedua tangannya dipegang). Usia 12 bulan atau lebih, bayi sudah memiliki keinginan untuk belajar melangkah sendiri tanpa bantuan orang lain. Bayi akan melangkah dari satu orang ke orang lain dengan penuh keceriaan. Pada awalnya, telapak kaki bayi tampak datar. Ketika bayi mulai belajar berdiri dan berjalan, otot-otot kaki akan terlatih dan membentuk lengkungan kaki. Harus diperhatikan bahwa kemampuan berjalan dapat dilakukan bayi jika otot-otot, syaraf, dan tulang telah kuat sempurna. Dalam hal ini, orang tua jangan memaksakan kemampuan bayi untuk dapat berjalan jika fungsi otot-otot, syaraf, dan tulang belum tumbuh dan berkembang secara sempurna. Jika orang tua memaksakan agar anaknya dapat berjalan dengan segera maka kemungkinan munculnya gangguan fisik dapat terjadi.

2. Perkembangan fisik/motorik usia 1-3 tahun

Pada usia saat ini perkembangan motorik anak semakin meningkat dari mampu berjalan “terhuyun-huyun yang belum mantap” menjadi anak yang menguasai berbagai keterampilan fisik yang kompleks, seperti melempar, menangkap, berlari, menjaga keseimbangan, dan menendang. Tentu saja, keterampilan bergeraknya terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya, tetapi selama masa ini, kemampuan fisik tingkat tinggi mulai muncul. Kebanyakan balita cukup konten untuk mencoret-coret dengan krayon di atas kertas (dan hal lain yang kebetulan berada di sekitarnya), untuk tumpukan blok bukan hanya membenturkan mereka bersama-sama, dan menggunakan peralatan ketika makan. Semua keterampilan ini membutuhkan latihan, jadi pastikan untuk memberikan banyak kesempatan anak Anda untuk melakukannya, dan jangan mengharapkan kesempurnaan dalam hari atau minggu untuk datang. Pada usia 2 tahun Keterampilan motorik kasar benar-benar meningkatkan selama setahun sebagai kekuatan 2-tahun dan koordinasi nyata meningkat. Pada anak usia 2,5 tahun kebanyakan mereka bisa melompat dari tanah dengan kedua kaki, dan pada saat anak mencapai ulang tahun ketiga mereka, mereka biasanya bisa naik sepeda roda tiga dan keseimbangan selama beberapa detik pada satu kaki. Periode antara 2 dan 3 tahun motorik halusnya adalah ketika menulis umumnya menjadi lebih disengaja, dan anak-anak biasanya belajar menggambar (dan mengenali) lingkaran. Pada usia 2 tahun biasanya mampu menanggalkan pakaian mereka sendiri dan bahkan membantu dengan tugas berpakaian.

3. Perkembangan fisik/motorik usia 4-6 tahun

Anak-anak pada usia prasekolah mengkonsolidasikan dan mengalami kemajuan dalam keterampilan fisik yang telah dikembangkannya di tahun-tahun awal. Tantangan koordinasi yang sebelum ini dihindarinya, seperti melompat dengan satu kaki, melompat dengan kedua kaki diangkat bersama, dan menjaga keseimbangan, sekarang dapa dilakukannya dan dia berusaha melakukan banyak aktivitas. Tentu saja masih diperlukan waktu yang lama sebelum dia mencapai kompetensi total dalam bidang-bidang ini. Tapi dia secara bermakna lebih gesit dan atletik daripada sebelumnya. Perbedaan dalam kemamuan bergerak antara anak yang baru berjalan dan anak prasekolah amat mencolok. Anak senang mempraktekkan keterampilan fisik baru ini, baik di rumah, di kelompok bermain, atau di taman.

a. Transformasi fisik

Alasan utama penyebab kematangan keterampilan bergerak ini adalah perubahan fisik yang penting terjadi antara usia 2.5 dan 5 tahun. Tinggi tubuh anak-anak berambah sekitar 8 cm lebih tinggi setiap tahunnya dan berat badannya sertambah sekitar 3 kg. ukuran kepalanya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan bagian badan yang lain, dan wajahnya menjadi lebih besar dalam persiapan untuk mengoordinasi rangkain gigi kedua yang akan muncul dalam beberapa tahun.

b. Perkembanan gerakan

Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik. Pada usia ini, anak amat senang menggunakan keterampilan motoriknya yang semakin baik, bakan ketika aktivias itu berbahaya. Banyak orang tua merasa bahwa anak mereka menjadi sedikit pemberani di tahap ini, sebagai hasil dari antusiasme prasekolah yang biasa. Pastikan anak mempunyai banyak peluang untuk menjajaki dengan aman, jadi anak tidak perlu mengambil risiko yang membahayakan dirinya ketika berpetualang dan bergembira. Tempat bermain di luar rumah/sekolah yang dibangun dengan baik dan ayunan dan bagian yang dapat berputar-putar, kerangka untuk dipanjat dan alok untuk melatih keseimbangan badan amat menyenangkan anak dan dapat membantu menjaga rangsanan rasa ingin tahunya dalam keindahannya. Saran ayang dirancang dengan pertimbangan keselamatan anak-anak lebih diutamakan.

B. Bentuk Stimulasi dan Tabelnya

Pencapaian kemampuan motorik halus (adiftif) anak akan tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan kemampuan sesuai usia yang dapat dimiliki oleh seorang anak:

Usia 0 – 1 tahun => Di usia 3-4 bulan kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat bayi lahir, yaitu gerak refleks. “Gerakan seperti mengisap puting susu ibu, gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan, dan membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang bertujuan untuk bertahan hidup,” gerak refleks seharusnya distimulasi agar kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak refleks tangan distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi memiliki kemampuan menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang bertahap dan berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan menggenggam pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna. Kemampuan kinestetik lain yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak. Kemampuan ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri, dan berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan, diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.

Usia 1 - 2 tahun => Di usia setahun, seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu, perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media, tingkat kesulitan, dan lainnya. Pada usia ini kemampuan perkembangan motorik halus yang dimiliki pada anak biasanya berupa mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar, mampu menyusun dan membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok, memasukan sendok kosong kedalam mulut dengan benar. Sebagian anak juga mampu membuka satu persatu halaman bukunya, memegangi gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Sedangkan cara yang mudah untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada usia ini adalah dengan banyak bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar, menangkap, berguling, dan lain-lain. Anak akan lebih mudah belajar melempar daripada menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah, rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah. Contohnya, menambah jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta arah lemparan semakin cepat. Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar, koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan kelenturan. Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak. Keterampilan motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar, melukis, dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak tangga (tentu dibantu orang dewasa).

Usia 3 – 4 tahun => pada usia ini anak mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok, memasukan sendok berisi makanan kedalam mulut tanpa banyak yang tumpah. Di usia ini anda dapat mengajarinya menulis. Sebab diantara usia 3,5 – 4,5 tahun, pengendaliaan otot dan jari-jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanya. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar mengikuti bentuk, menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran, membuka menutup kotak, dan menggunting kertas mengikuti pola garis lurus. Dapat menggambar dan mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu mengenakan bajunya sendiri. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat, mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya, menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin, dan menyelesaikan pasel 4 keping. Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 1-2 tahun. Perbedaan yang nyata hanya pada kualitasnya. Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah mampu menangkap dengan baik. Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain berjalan dan berlari cepat, antara lain mampu melompat dengan dua kaki, memanjat tali, menendang bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak mampu melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali dengan tangan, mendorong kursi, dan lainnya. Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk koordinasi mata-tangan, yaitu mampu memantul-mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola dengan diameter lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan coretan semakin baik. Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus serta kasar kian berkembang, anak bisa diberikan stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa hal seperti berjalan atau berlari zigzag, berjalan dan berlari mundur untuk mengembangkan otak kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah, menendang bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke berbagai arah dengan bola sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf, angka, atau gambar, menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret berbagai bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta menggerakkan kedua tangan dan kaki dengan memukul drum mainan.

Usia 4 - 6 tahun => pada usia ini anak mampu melipat kertas menjadi bentuk segitiga, dapat secara tepat menggambar bentuk kotak, huruf, dan angka. Dalam permainan ia sudah bisa menangkap bola kecil dan melemparkannya kembali dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa berjalan meniti garis lurus. Untuk usia ini anak juga dapat melipat, menggunting sesuai pola, menyusun mainan konstruksi bangunan, mewarnai lebih rapi tidak keluar garis, dan meniru tulisan. Pada usia 5-6 tahun, hampir seluruh gerak kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan efektif. Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun, pada anak kelompok usia ini lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan motorik kasar. Mereka lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada games di komputer maupun play station.

Tabel

Usia 
Kemp.motorik halus
Bentuk stimulasi
1-2 tahun



















 Usia 2-3 tahun





Usia 3-4 tahun








Usia 4-6 tahun













         mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
         membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan

         menyusun menara dari balok
         memindahkan air dari gelas ke gelas lain
         belajar memakai kaus kaki sendiri

         menyalakan TV dan bermain remote         belajar mengupas pisang

           mencoret-coret dengan 1 tangan


       menggambar garis tak beraturan
         memegang pensil
         belajar menggunting

         mengancingkan baju
dan memakai baju sendiri

         menggambar manusia

        

     mencuci tangan sendiri


         membentuk benda dari plastisin
         membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
         menggunting dengan cukup baik
         melipat amplop

         membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
         memasikkan benang ke lubang besar



         Menjumput kismis

Berikan buku tulis atau bacaan

        
     Berikan balok
          Berikan 2 gelas dan air
        
     Biarkan anak memakai kaos kaki sendiri
         Memencet tombol TV
         Berikan anak buah pisang
       
          Berikan anak pensil dan kertas


           Berikan buku gambar dan pensil
         Berikan pensil
         Berikan gunting dan kertas
   Suruh anak mengancing pakaiannya sendiri
      

         Berikan pensil dan buku gambar
        
   

    Perintah anak untuk ke wastafel dan cuci tangan 
        
     Berikan plastisin
          Berikan anak kertas dan pensil
        
     Berikan gunting
     Berikan anak kertas lipat
       
          Berikan anak gelas yang berisi air
        
    Berikan anak benang dan balok yang berlubang suruh anak memasukan




Jumat, 10 April 2020

PERSEPSI MASA KANAK - KANAK DAN PERKEMBANGAN PERSEPSI MOTORIK

PENDAHULUAN


Setiap orang tua tanpa sadar mempunyai persepsi terhadap anaknya. Dari persepsi akan timbul pola asuh dari setiap orang tua kepada anaknya. Hal ini terutama karena anak belum bisa membedakan mana hal yang positive dan negative. Persepsi bagaikan frame ataupun kerangka dalam membesarkan anak.persepsi datang dari pengalaman orang tua. Orang tua yang dibesarkan dengan keras secara militer, sangat disiplin, maka akan mempengaruhi pola asuhnya terhadap anaknya dimasa yanng akan datang.
Persepsi adalah sesuatu yang ada dalam pikiran,yang melahirkan produk berupa labeling. Labeling adalah sesuatu yang muncul atau kelihatan.persepsi ini tidak jarang membuat anak tumbuh menjadi manusia yang diinginkan orang tuanya, bukan menjadi jati dirinnya. Persepsi ini mempengaruhi tumbuh kembang anaknya bahkan semenjak dalam kandungan.
Persepsi yang multimodal, dengan input sensorik ganda berkontribusi terhadap respon motorik ( Bertenhal 1996 ). Seorang bayi yang memutar kepalanya dalam menanggapi isyarat visual dan pendengaran dari melihat wajah dan suara mencontohkan jenis persepsi. Redundansi Intersensory “ fakta bahwa indra memberikan informasi tumpang tindih adalah landasan pembangunan persepsi ( Bahrick, Lickliter, dan Flom 2004 ).Dari saat lahir anak – anak mulai belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan mereka. Persepsi terjadi di berbagai bagian otak .

PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai dengan ketrampilan motorik. Dari saat bayi memasuki dunia,ia dibanjiri dengan informasi sensorik. Bayi menggunakan persepsi untuk membedakan fitur lingkungan seperti tinggi, kedalaman warna. Bayi diakui sebagai perseptual kompeten : menentukan seberapa indra berfungsi pada masa bayi membantu menentukan persepsi dunianya ( Bornstein 2005,284). Bayi mengeksplorasi benda – benda yang berbeda tergantung pada fitur objek seperti berat, tekstur, suara, atau kekakuan ( Palmer 1989 ).
Pada saat anak mencapai usia 2 tahun,  instrumen mata telah matang. Semua aspek anatomi dan fisiologi mata lengkap, tetapi kemampuan persepsinya masih belum lengkap. Sejauh mana gerakan berperan dalam perkembangan persepsi visual yang masih diperdebatkan  dimasa lalu, peneliti telah berspekulasi tentang pentingnya gerakan dalam pengembangan dan penyempurnaan kemampuan persepsi visual ( Held,1963;Riesen and Aarons,1959;smith and smith 1966).
 Namun hasil dari masing – masing percobaan adalah spekulatif. Yang terbaik bila diterapkan pada perkembangan kemampuan perseptual pada anak – anak. Ketajaman visual, figure ground, perkiraan jarak  dan koordinasi ketajaman motorik sangat penting dalam perkembangan.
1.      Ketajaman Visual
Adalah kemampuan untuk membedakan objek secara detail.ketajaman atau kejernihan, yang tergantung pada ketajaman fokus retina dalam mata dan kepekaan interpreatif dari otak sehingga dapat membedakan objek secara detail. Ketajaman visual dapat diukur baik secara statis maupun dinamis. Ketajaman visual statik paling sering diukur dengan menggunakan grafik mata snellen.grafik mata snellen  terdiri dari garis – garis yang dipisahkan oleh sudut visual satu menit busur.  Seorang individu dengan rating 20/20 mampu membedakan benda – benda pada jarak 20 kaki ( 6,1 m ). Cara yang sama seperti orang lain dengan penglihatan normal pada jarak yang sama yaitu 20 kaki. Alasan bahwa jumlah 20” digunakan dalam pengukuran ketajaman visual, karena orang – orang Amerika menggunakan panjang standar ruang pemeriksaan mata yaitu berjarak 20 meter.Ketajaman visual dinamis adalah kemampuan untuk membedakan detail dalam benda yang bergerak.
Williams ( 1983 ) melaporkan bahwa ketajaman visual statis matang pada usia 10 tahun dan pada umumnya kurang baik pada usia 5 dan 6 tahun. Perbaikan yang cepat terjadi antara usia 5 dan 7 tahun. Dengan sedikit perubahan terlihat dari usia 7 sampai 9 diikuti dengan perbaikan yang cepat antara usia 9 dan 10 tahun. Ketajaman visual dinamis tampaknya matang agak terlambat dibandingkan ketajaman visual statis. Moris ( 1977 ) menemukan perbaikan pada individu sampai dengan 20 tahun. Williams melaporkan bahwa ketajaman visual dinamis menjadi semakin disempurnakan selama 3 periode terpisah yaitu “ 5 sampai 7 tahun, 9 sampai 10 tahun, dan 11 sampai 12 tahun. Anak laki – laki menampilkan ketajaman visual yang lebih baik dibandingkan anak perempuan disegala usia.
2.      Figure Ground perception
Adalah kemampuan untuk memisahkan objek visual dari lingkungannya. Gallahue ( 1968 ) menunjukan bahwa kombinasi percampuran kembali mengganggu kemampuan anak usia 6 tahun untuk membedakan objek visual yang ada di lingkungan mereka. Williams menafsirkan data frosting et al dilaporkan angka Figure-Ground perception stabil antara 8 dan 9 tahun. Sebelum itu perbaikan lambat terjadi antara 3 dan 4 tahun dengan peningkatan yang besar dilihat dari 4 sampai 6 tahun. Perubahan yang lebih kecil dilaporkan dari usia 6 sampai 7 tahun diikuti lonjakan sedikit antara 7 sampai 8 tahun. Williams lebih lanjut menyarankan bahwa Figure- Ground perception menjadi semakin halus dari 8 sampai 13 tahun dan dapat meningkat ke 17 sampai 18 tahun.
3.      Perkiraan jarak
Adalah salah satu aspek yang paling menarik dari persepi visual. Persepsi ini memungkinkan kita untuk melihat 3 dimensi. Dan jarak dari objek persepsi kedalaman muncul dari berbagai isyarat mendalam. Ini biasanya diklasifikasikan ke dalam teropong isyarat yang memerlukan masukan dari kedua mata dan bermata isyarat yang memerlukan masukan dari hanya satu mata. Isyarat teropong termasuk stereopis, menghasilkan kedalaman dari visi berkenaan dengan teropong melalui eksploitasi paralaks. Isyarat bermata mencakup : obyek yang jauh lebih kecil subtent sudut visual dari objek dekat.
Williams ( 1983 ) melaporkan bahwa binocolariti dan kedalaman persepsi meningkat dari 2 tahun sampai 5 tahun. Ia juga menunjukan bahwa pada usia 7 tahun anak dapat menilai kedalaman dengan akurat. Guru, orang tua, pelatih , perlu mempertimbangkan persepsi visual mendalam ketika mengajar ketrampilan bola baru. Ukuran bola, warna, dan tekstur  serta jarak, lintasan  kecepatan memainkan peran penting dalam memberikan isyarat mendalam untuk pemotongan objek sukses. Prestasi yang menakjubkan ketika anda menganggap bahwa secara terpisah retina kita  fungsi 2 dimensi tetapi ketika digabungkan memberikan citra visual lengkap dengan isyarat kedalaman menit.
4.      Koordinasi ketajaman motorik
Mengacu pada kemampuan untuk melacak dan membuat penilaian tentang intersepsi objek yang bergerak. Morris ( 1980 ) menunjukan bahwa pada usia 5 atau 6 tahun anak dapat melacak secara akurat benda bergerak pada bidang horisontal dan pada usia 8 atau 9 tahun mereka dapat melacak bola yang bergerak. Williams ( 1983 ) melaporkan bahwa persepsi akurat dari gerakan terus berkembang sampai sekitar 10 sampai 12 tahun. Intersepsi obyek adalah aspek kedua dari koordinasi visual motorik, obyek intersepsi . antisipasi waktu seperti yang sering disebut dalam literatur pembelajaran motorik, melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan perkiraan lokasi obyek dengan respon spesifik motorik.
Persepsi kecanggihan visual individu yang rumit yang berkaitan dengan keberhasilan dalam kinerja ketrampilan gerak banyak , sehingga sangat penting untuk guru atau pelatih untuk menyadari sifat perkembangan visual anak – anak. Ketika bekerja dengan anak muda kita harus membuat penyesuaian sesuai dalam peralatan untuk mengakomodasi tingkat perkembangan tingkat kemampuan persepsi mereka. Mengubah berat atau ukuran bola dengan menggunakan busa, bulu, karet plastik cenderung memiliki pengaruh yang dramatis pada tingkat keberhasilan yang dialami. Akhirnya orang – orang yang bekerja dengan anak – anak harus menyadari bahwa perkembangan persepsi anak dan perkembangan motorik sangat penting untuk kinerja gerakan yang sukses. Selama beberapa tahun terakhir para ilmuwan olahraga menjadi semakin tertarik dalam penerapan kecepatan, kelincahan, dan kecepatan ( SAQ ) pelatihan untuk berbagai olahraga. Memang sebuah laporan baru – baru ini dalam journal of sport ilmu mendukung efektivitas pelatihan SAQ, dengan hasil menunjukan  kecepatan fisik ditingkatkan dalam pemain sepak bola wanita.
Kemampuan persepsi visual pada anak – anak tidak sama dengan orang dewasa. Dunia visual anak berbeda dalam tahap perkembangan dan karena itu dibatasi. Pengembangan kemampuan perseptual secara signifikan meningkatkan kinerja gerak anak. Pencocokan data persepsi motorik diperkirakan banyak diperlukan bagi anak untuk membangun dunia spesial yang stabil.
Tanda hubung di perseptual – motor ada 2 alasan, yang pertama menandakan ketergantungan aktivitas gerakan sukarela pada beberapa informasi persepsi. Semua gerakan sukarela melibatkan unsur kesadaran persepsi yang dihasilkan dari beberapa jenis stimulasi sensorik. Kedua, tanda penghubung menunjukan bahwa perkembangan kemampuan persepsi seseorang tergantung pada aktivitas motorik yang dipelajari. Persepsi berarti mengetahui atau untuk mengimpretasikan informasi. Persepsi adaalah proses pengorganisasian informasi yang masuk dengan informasi yang tersimpan yang mengarah ke pola respon modifikasi. Perkembangan motorik dapat digambarkan sebagai proses mencapai ketrampilan meningkat dan kemampuan fungsional menggunakan masukan sensorik, integrasi sensorik, motorik interpretasi, aktivasi gerakan dan umpan balik. Berikut adalah gambaran unsur – unsurnya:
1.    Masukan sensorik
 Menerima berbagai bentuk stimulasi kecil khusus sensorik  ( Visual, auditori, taktil) dan mengirim rangsangan ke otak dalam bentuk pola energi saraf.
2.    Integrasi sensorik
Mengatur rangsangan  sensorik yang masuk dan mengintegrasikan dengan informasi masa lalu ( memori )
3.    Motorik interpretasi
Membuat keputusan gerak internal kalibrasi ulang berdasarkan kombinasi sensorik dan informasi jangka panjang
4.    aktivasi gerakan
melaksanakan gerakan ( tindakan yang dapat diamati.
5.    Umpan balik   
Evaluasi gerakan dengan cara modalitas berbagai sensorik ( pendengaran   visual, taktil dan atau kinestetik )
Dalam program persiapan, peningkatan pada spesifik komponen persepsi motorik, sehingga aktivitas gerakan dikelompokan dengan meningkatkan kualitas persepsi gerak mereka yaitu: kesadaran tubuh, kesadaran tempat,perhatian langsung dan  kesadaran temporal..
1.      Kesadaran tubuh
    Kesadaran tubuh sering digunakan dalam hubungannya dengan citra tubuh dan skema tubuh. Setiap istilah mengacu pada pengembangan kapasitas seorang anak untuk secara akurat membedakan antara bagian – bagian tubuhnya. Kemampuan untuk membedakan bagian tubuh dan  pemahaman yang lebih besar tentang sifat tubuh terjadi dalam 3 daerah. Yang pertama pengetahuan tentang bagian tubuh- mampu secara akurat menemukan bagian – bagian tubuh pada diri sendiri dan pada orang lain. Yang kedua mengetahui apa bagian tubuh dapat dilakukan. Ini mengacu pada pengakuan anak berkembang tentang bagaimana tubuh melekukan tindakan tertentu. Yang ketiga adalah pengetahuan bagaimana membuat bagian tubuh bergerak secara efisien. Ini mengacu pada kemampuan untuk menata kembali bagian- bagian tubuh untuk kegiatan motorik tertentu
2.      Kesadaran tempat
Kesadaran tempat / ruang adalah komponen dasar dari perkembangan  persepsi motorik  yang dapat dibagi menjadi dua objek yaitu seberapa banyak pengetahuan menenpati ruang tubuh dan kemampuan untuk memproyeksikan tubuh secara efektif ke dalam ruang eksternal. Kedua subkategori tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan gerak. Kesadaran tempat / ruang orang dewasa umunya memadai , meskipun kesulitan sekali dalam menemukan posisi relatif dari berbagai objek. Contoh ketika membaca peta jalan saat berpergian melelui wilayah asin banyak oran menjadi bingung apakah mereka berpergian ke arah utara, selatan, timur atau barat.
3   Kesadaran terarah
   Perhatian penting untuk orang tua dan guru karena merupakan dasar utama komponen pengetahuan. Bagaimana anak mengetahui sepenuhnya, sering menghadapi kesulitan dalam membedakan antara berbagai huruf alfabet . contoh huruf b, d, p dan q semuanya serupa. Hanya perbedaan letak petunjuk bal dan tongkat. Tidak dipungkiri  tanpa pengetahuan anak – anak sedapat mungkin akan menemui kesulitan membedakan beberapa huruf alfabet. Membangun kesadaran langsung adalah proses perkembangan yang bergantung pada pematangan dan pengalaman. Itu normal untuk anak usia 4 dan 5 taun mengalami kebingungan. Kita harus  peduli untuk anak usia 6 dan 7 tahun yang tetap  mengalami masalah ini karena ketika sekolah tradisional dimulai intruksi membaca.
4  Kesadaran Temporal
Pembahasan sebelumnya tentang aspek berbagai persepsi perkembangan motorik ditangani dengan dinia dengan dunia anak. Secara erat berhubungan dan bergabung untuk membantu anak – anak memahami dimensi ruang mereka. Kesadaran temporal disisi lain menyangkut akuisisi struktur waktu yang cukup pada anak – anak.  Kesadaran temporal rumit berkaitan dengan interaksi terkoordinasi sistem otot dan berbagai modalitas sensorik. Ritme adalah aspek dasar dan paling penting dalam menembangkan dunia yang sementara ini stabil. Gerakan berirama melibatkan urutan sinkron peristiwa dalam waktu. Ritme sangat penting dalam kinerja tindakan secara terkoordinasi. H. Smith ( 1970 )  mengindikasikan bahwa anak – anak mulai membuat diskriminasi sementara melelui modalitas pendengaran sebelum visual dan begitu ada pergantian pendengaran tetapi tidak sebaliknya.
Selama tahun 1960-1n dan 1970-an beberapa program pelatihan perseptual – motorik didirikan d seluruh Amerka Utara. Program tersebut diberi paparan. kebingungan yang cukup besar dan spekulasi berkembang atas nilai dan tujuan program pelatihan tersebut.  Kegiatan tersebut sedang diakui sebagai kontributor penting untuk kesiapaan umum anak – anak untuk belajar. Program kesiapan dapat diklasifikasikan sebagai konsep pengembangan dan konsep penguat. Konsep program pengembangan umumnya dirancang untuk anak- anak yang dibatasi oleh latar belakang pengalaman mereka ( kelas sosial ekonomi, latar belekang etnik). Konsep program penguatan adalah dimana gerakan yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman dasar kognitif. Program pelatihan remedial adalah jenis program persepsi- motorik  yang paling kontroversial. Program tersebut didirikan sebagai cara untuk mengurangi kekurangan persepsi dan meningkatkan prestasi akademik.  Analisis meta lebih dari 180 studi penelitian yang dirancang untuk mengukur efektivitas pelatihan persepsi motorikpada prestasi akademik  dan program tersebut memberi sedikit kontribusi ke daerah – daerah ( Kavale and Mattson 1983 ).
Banyak program persepsi motorik dan kurikulum kali ini menggabungkan pendekatan ekologis. Kegiatan gerakan tertentu atau ketramppilan yang sengaja dilakukan dalam berbagai kondisi lingkungan. Dengan cara itu, persepsi adalah khusus untuk anak individu dan lingkungan hidup yang dirasakan dalam konteks menyediakan ( Winnick 2000 ).

KESIMPULAN

Ø  Program pelatihan persepsi motorik banyak elemen yang sama seperti program terkemuka berbasis perkembangan pendidikan jasmani. 
Ø  Banyak ketrampilan gerakan diajarkan dalam kurikulum persepsi motorik baik readiness maupun perbaikan.
Ø  Tujuan dari program persepsi motorik adalah untuk  meningkatkan kualitas persepsi motorik melalui praktek  dan instruksi dalam berbagai kegiatan gerakan.
Ø  Kesadaran tubuh, spasial, kesadaran terarah  dan temporal sebagai sarana membimbing anak terhadap kontrol gerakan perbaikan dan efesiensi dalam greakan fundamental berharga.

DAFTAR PUSTAKA

David l, L Gallahue dan John C Ozmun. 2002.  Understanding Motor development Infants, Children, Adolescents, Adults.  Fifth edition.  McGraw-hill
http://en. Wikipedia.org/wiki/depth perception